Memperkasa Tradisi Leluhur: Labuhan dan Napak Tilas Majapahit Brawijaya 5 oleh Padepokan SABDO LANGIT

oleh -89 Dilihat
oleh

Sukoharjo – Sebuah momentum bersejarah terjadi ketika Padepokan SABDO LANGIT menggelar acara Labuhan dan melakukan napak tilas leluhur Majapahit Brawijaya 5 di pesisir pantai Ngobaran Gunung Kidul, Selasa (30/4/24) kemarin.

Dihadiri oleh puluhan anggota padepokan tersebut, acara dimulai dengan penuh khidmat, mengingatkan kembali pada kejayaan dan warisan budaya leluhur. Ki Joko Waronggo, ketua Padepokan SABDO LANGIT, dengan penuh semangat menyampaikan tujuan dari acara tersebut, menghaturkan rasa syukur atas berkah limpah dan keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta menyampaikan harapan agar seluruh bangsa Indonesia terhindar dari wabah dan bencana alam.

Padepokan SABDO LANGIT, sebuah institusi yang teguh memelihara kebudayaan dan tradisi leluhur, tidak hanya menjadi saksi sejarah tetapi juga pelaku aktif dalam memperkasa warisan budaya leluhur. Acara Labuhan dan Napak Tilas Majapahit Brawijaya 5 yang digelar di pantai Ngobaran Gunung Kidul merupakan bukti konkret dari komitmen mereka dalam melestarikan dan memperkenalkan kembali tradisi-tradisi yang semakin tergerus oleh waktu.

Berlangsung di tengah deburan ombak pantai Ngobaran, acara ini menarik perhatian banyak pihak, baik yang memiliki keturunan Majapahit maupun mereka yang ingin lebih memahami sejarah Nusantara.

Diawali dengan prosesi labuhan, dimana air laut dianggap sebagai simbol kesucian dan keselamatan, acara tersebut menciptakan atmosfer sakral yang membangkitkan kebanggaan kolektif.

Setelah labuhan, dilanjutkan dengan napak tilas, sebuah perjalanan spiritual dan historis untuk mengenang jejak langkah leluhur, terutama Majapahit Brawijaya 5.

Para peserta, dipimpin oleh Ki Joko Waronggo, mengunjungi situs-situs bersejarah yang menjadi saksi bisu dari kejayaan peradaban Majapahit. Setiap langkah mereka menggema dengan kebanggaan dan penghormatan pada leluhur yang telah meninggalkan warisan besar bagi bangsa ini.

Dalam sesi wawancara dengan Ki Joko Waronggo, beliau menjelaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar seremonial, tetapi juga merupakan bentuk pengabdian pada nenek moyang.

“Tujuan dari acara ini adalah untuk memperkokoh identitas bangsa, mengenalkan kembali pada nilai-nilai luhur yang telah terlupakan, serta menghaturkan rasa syukur atas segala berkah yang diberikan kepada kita,” ujar Ki Joko dengan penuh semangat.

Tidak hanya itu, acara ini juga menjadi wadah untuk menggalang doa bersama atas keselamatan dan keberkahan bagi bangsa ini. Dalam doanya, Ki Joko menyampaikan harapan agar bangsa Indonesia terhindar dari berbagai wabah dan bencana alam yang sering menghantui.

“Kami berdoa agar bangsa Indonesia selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa, dan semoga kedamaian serta keselamatan senantiasa menyertai kita semua,” tambahnya.

Selain sebagai sarana spiritual, acara ini juga memberikan peluang bagi generasi muda untuk lebih memahami dan menghargai warisan budaya leluhur. Melalui kegiatan-kegiatan seperti ini, diharapkan generasi penerus dapat terus membawa torch of legacy yang telah ditinggalkan oleh para leluhur.

Dalam kesempatan tersebut, beberapa peserta juga memberikan kesaksian tentang betapa berharganya acara ini dalam membangkitkan kesadaran kolektif akan pentingnya memelihara dan menghargai warisan budaya.

“Acara seperti ini sungguh membuka mata kami tentang kekayaan budaya yang dimiliki bangsa ini. Kami berkomitmen untuk terus mendukung upaya-upaya pelestarian warisan leluhur,” ujar salah satu peserta dengan penuh semangat.

Sebagai penutup acara, seluruh peserta berkumpul dalam sebuah doa bersama, mengiringi matahari terbenam di ufuk barat. Suasana hening dan khidmat menyatu dalam kebersamaan mereka, menciptakan momentum yang tak terlupakan bagi semua yang hadir.

Sebagai sebuah kesimpulan, acara Labuhan dan Napak Tilas Majapahit Brawijaya 5 oleh Padepokan SABDO LANGIT tidak hanya sekadar seremonial, tetapi juga sebuah upaya konkret dalam memperkokoh identitas bangsa dan melestarikan warisan budaya leluhur. Melalui kegiatan ini, diharapkan semangat gotong royong dalam menjaga warisan budaya terus berkobar dan menginspirasi generasi-generasi mendatang untuk menjadi pelopor pelestari budaya bangsa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.