Karanganyar – Puluhan warga Karanganyar yang tergabung dalam komunitas Sabagiri menggelar doa bersama di depan gedung bekas pabrik gula Colomadu, Minggu (21/9/2025). Kegiatan yang bertepatan dengan car free day ini tak sekadar menjadi wadah spiritual, tetapi juga ruang kebersamaan yang melibatkan pengunjung serta pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di wilayah tersebut.
Ketua Sabagiri, Verry Tembong, menegaskan bahwa doa bersama ini lahir dari keprihatinan masyarakat atas kondisi sosial dan politik bangsa. Menurutnya, doa menjadi simbol harapan dan kerinduan warga untuk terciptanya suasana yang aman dan kondusif.
“Kami ingin warga semakin sadar akan tanggung jawabnya untuk menjaga keberlangsungan berbangsa dan bernegara yang kondusif,” ungkapnya.
Dengan memilih Gedung Colomadu sebagai lokasi, komunitas Sabagiri ingin mengingatkan nilai sejarah yang melekat di tempat tersebut. Mereka berharap doa yang dipanjatkan menjadi pengikat kesadaran bersama akan tanggung jawab membangun bangsa.
Aksi ini juga disertai dengan jargon “Jogosukun, Jogo Solo Semakin Rukun”, sebagai ajakan untuk menjaga lingkungan, komunitas, sekaligus mempererat persatuan warga Solo Raya. Spanduk bertuliskan “Joglosukun” turut dibentangkan di sejumlah titik kota Solo sebagai simbol gerakan kolektif demi kehidupan sosial yang harmonis.
Doa bersama ini menegaskan bahwa kegiatan spiritual dapat berdampak luas. Selain memperkuat ikatan sosial, kegiatan ini juga menjadi pengingat akan besarnya potensi masyarakat jika bersatu dalam tujuan mulia. Sabagiri berharap semangat tersebut menginspirasi komunitas lain untuk berperan aktif dalam menjaga kondisi sosial, budaya, dan keamanan di lingkungannya.
Kebersamaan dalam doa yang dilakukan warga Karanganyar hari itu menjadi langkah kecil namun berarti. Dari rasa prihatin dan harapan, tumbuh komitmen untuk menjaga keharmonisan demi mewujudkan Indonesia yang lebih baik.
