Pemuda Solo Melalui Komunitas Peduli Sungai: Bersihkan dan Kreatifkan Sungai Sumber

oleh -70 Dilihat
oleh

Solo – Sebuah gerakan kepedulian terhadap lingkungan terus dilakukan oleh sekelompok pemuda yang tergabung dalam Komunitas Peduli Sungai Kampung Sumber, Banjarsari, Solo. Mereka tidak hanya membersihkan sungai dari sampah, tetapi juga mengubah bantaran sungai menjadi tempat berkesenian dan berkreasi. Pada Jumat pagi (26/4), Komunitas Peduli Sungai melibatkan anak-anak dalam sebuah drama musikal dalam acara gerakan masyarakat sehat yang digagas oleh Dinas Kesehatan Kota Surakarta.

Tujuan dari acara ini adalah untuk menanamkan kesadaran akan pentingnya kebersihan lingkungan, khususnya sungai, sejak dini kepada anak-anak. Melalui cerita tentang dewi purba, anak-anak diajak untuk memahami betapa pentingnya air bagi kehidupan semua makhluk di alam semesta. Restu, koordinator Komunitas Peduli Sungai Kampung Sumber, menjelaskan bahwa menjaga harmonisasi alam adalah kunci utama dalam hubungan manusia dengan Tuhan Sang Maha Pencipta, manusia dengan alam, dan manusia dengan manusia.

Para pemuda di Kampung Sumber merasa prihatin dengan dampak sampah terhadap lingkungan yang mencemari sungai, sehingga mereka melakukan kegiatan restorasi. Melalui sinergi dengan para stakeholder, Komunitas Peduli Sungai terus melakukan berbagai upaya restorasi untuk mewujudkan keseimbangan lingkungan yang berkelanjutan, dengan harapan akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat sekitar.

Meskipun baru berdiri selama setahun, Komunitas Peduli Sungai telah melaksanakan berbagai program kegiatan, seperti membersihkan sungai, mengadakan pertanian hidroponik, menggelar acara kuliner joglo bambu, saba kali, solo belajar, bank sampah, konservasi sungai, serta melakukan sosialisasi kesadaran masyarakat tentang kebersihan sungai dan pengelolaan sampah dengan motto ‘Jadikan sampahmu solusi bukan polusi, sampahmu tabunganmu’, ujar Restu.

Acara pentas budaya yang diselenggarakan oleh Komunitas Peduli Sungai Sumber mendapat dukungan dari para budayawan dan seniman, antara lain Ki Lawu Warta, Etnik Apit dan komunitas budaya lainnya. Komposer musik etnik Apit menyampaikan apresiasi atas acara budaya yang diadakan di bantaran kali pepe sebagai upaya edukasi, tidak hanya untuk kebersihan lingkungan, tetapi juga untuk kesehatan dan pelestarian alam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.