, , ,

Panorama Boyolali: Dari Sungai Terabaikan Menjelma Magnet Wisata Edukasi Keluarga yang Viral

oleh -67 Dilihat

BOYOLALI, BengawanPos.com – Siapa sangka, sebuah sungai kecil yang dulu dipandang sebelah mata kini bertransformasi menjadi destinasi wisata edukatif dan penggerak ekonomi rakyat yang ramai dikunjungi? Inilah Panorama Boyolali. Berlokasi tak jauh dari pusat kota, sejak resmi dibuka pada April 2023, tempat ini telah menjadi daya tarik baru bagi keluarga.

Dengan tiket masuk seharga Rp10.000, pengunjung dapat menikmati beragam fasilitas, mulai dari wisata air, kuliner lokal, hingga program outbound edukatif untuk anak-anak. Tak mengherankan, setiap akhir pekan, ribuan orang memadati kawasan ini.

Perjalanan panjang Panorama Boyolali bermula dari inisiatif warga setempat sejak tahun 2018. Mereka melihat potensi aliran sungai yang melintasi kampung mereka.

“Kami memulai dari nol, tanpa sponsor, hanya berbekal semangat dan gotong royong,” ungkap Joko dan Sulis, penggagas sekaligus pengelola Panorama Boyolali, kepada awak media.

Proyek ini sempat terhenti akibat pandemi COVID-19. Namun, pada tahun 2020, seorang investor menunjukkan ketertarikan untuk mengembangkan lebih lanjut. Skema kolaboratif pun diterapkan: lahan tetap menjadi milik desa, sementara pengelolaan berada di tangan investor dan masyarakat lokal.

Panorama Boyolali tidak hanya menawarkan keindahan alam. Daya tarik utamanya terletak pada konsep edutainment, perpaduan antara edukasi dan hiburan.

“Kami ingin anak-anak belajar sambil bermain. Melalui outbound edukasi, kami mengajarkan kerja sama tim, kepemimpinan, hingga mitigasi bencana,” jelas Joko.

Biaya paket edukasi pun sangat terjangkau, yakni Rp10.000 per anak. Ini menjadikan Panorama Boyolali pilihan favorit bagi sekolah-sekolah dari Boyolali hingga luar kota untuk mengadakan kegiatan studi lapangan.

Kehadiran Panorama Boyolali tak hanya mendorong sektor pariwisata, tetapi juga secara signifikan meningkatkan perekonomian warga sekitar. Saat ini, lebih dari 300 pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) terlibat, mulai dari pedagang kuliner, penyedia jasa parkir, hingga pemilik rumah yang disulap menjadi kios.

“Prinsip kami, semua warga bisa ikut terlibat. Asalkan rapi dan bersih, rumah pun bisa menjadi tempat berjualan,” tutur Joko.

Setiap akhir pekan, kawasan ini mampu menarik hingga 5.000 pengunjung. Pada hari biasa, rata-rata 700 hingga 1.000 orang berdatangan.

Berbeda dari destinasi wisata pada umumnya, Panorama Boyolali mengusung prinsip “terbuka 24 jam”. Ini bukan sekadar jam operasional, melainkan simbol keterbukaan tempat ini untuk menerima siapa saja kapan pun.

“Kami juga rutin mengadakan santunan yatim dan bantuan untuk keluarga prasejahtera setiap pekan. Ini bukan hanya tempat wisata, tetapi juga wadah berbagi,” papar Sulis.

Kini, dengan lebih dari 100 karyawan aktif dan puluhan lainnya saat akhir pekan, Panorama Boyolali terus berkembang. Visi ke depan adalah menjadi pusat wisata edukatif terbaik di Jawa Tengah.

Joko menutup dengan pesan inspiratif, “Perubahan bisa dimulai dari langkah kecil, dari sungai kecil. Ini bukan sekadar bisnis, ini adalah ladang perubahan.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.